Kamis, Februari 26, 2009

Intel Menggoda Pengembang Game



Intel sebagai perusahaan pembuat chip terbesar di dunia tengah berusaha mempromosikan kemampuan prosesor mereka untuk menangani efek-efek canggih pada game di konferensi GDC (Game Developer's Conference) yang diselenggarakan di bulan Maret mendatang. Intel bekerja keras untuk mendorong prosesor quad-core mereka untuk menggantikan kartu grafis yang memperkuat console yang biasanya dikuasai oleh nVidia dan AMD-ATI.

Salah satu halaman situs Intel dengan judul Intel at Game Developer Conference mengatakan, "Pelajari betapa mudahnya untuk membuat asap 3D yang nyata, kabut, gas dan simulasi benda cair lainnya untuk game tanpa perlu menggunakan GPU."

Di bagian ringkasannya disebutkan, "kode sumber pada simulasi gas dan cairan yang dioptimalkan untuk CPU dengan multi-core...dapat dengan mudah diintegrasikan oleh pengembang game ke dalam engine mereka untuk menciptakan efek 3D yang unik."

Argumen dari Intel tersebut menimbulkan pertanyaan, bagaimana seharusnya CPU dan GPU membagi tugasnya? Pada video game, CPU dapat menangani physics dan AI (artificial intelligent) / kecerdasan buatan, dan grafis pada beberapa game lawas. Pada umunya biar bagaimanapun juga GPU lebih dapat memproses dengan lebih efisien/ cepat saat menangani sebagian besar efek tingkat tinggi yang dilihat gamer pada layar monitor.

Tetapi terdapat pengecualian. "Tidak semua algoritma dan map proses berjalan baik dengan GPU,"kata Jon Peddie, presiden dari penelitian Jon Peddie. "Anda pastinya akan menghadapi masalah pada proses yang parallel dan beberapa pengecualian dalam proses rendering seperti contohnya permukaan, dasar air dan refleksi cahayanya, pergerakan gelombang yang beraturan hanya dapat dijalankan dengan baik menggunakan CPU," kata Peddie.

Pada sesi lainnya di GDC, Intel juga mendemonstrasikan CPU mereka untuk menangani physics dan AI pada sebuah game. Intel telah membangun sebuah threaded game engine dan membuat demo game bernama "Smoke". Yang memperlihatkan bagaimana game tersebut dapat memiliki physics yang lebih akurat, AI yang lebih pintar, lebih banyak partikel, dan frame-rate yang lebih tinggi. Semua itu didapat dengan cara membagi-bagi proses dari game engine untuk dapat memanfaatkan kelebihan dari prosesor multi-core.

Di bawah ini adalah demo game Smoke yang dijalankan dengan prosesor Nehalem dan penjelasannya dipandu oleh Ron Foster.


Seperti yang sudah kita tahu CPU adalah otak utama dari komputer, sedangkan GPU khusus sebagai pengolah tampilan grafis. Akan tetapi Intel berusaha untuk menyingkirkan GPU dengan mengambil alih fungsi-fungsinya dan membebankannya pada CPU mereka. Bagaimana menurut Anda dengan langkah yang diambil oleh Intel ini? (CNet)

1 komentar: